Jumat, 15 Oktober 2010

MAGHRIB

Ketika hari mulai terang
sisa embun masih menempel di daunan
ku basuh muka dan kaki
agar mata kian awas menatap jalanan
dan kaki ringan melangkah
menujuMu.

Ketika bait-bait puisi bergema seusai maghrib tiba
aku bersimpuh di kakiMu
menumpahkan segala noda yang melekat di jubahku
ku seret dengan keponggahan semu
Sungguh, aku malu
kemana kan ku surukkan wajah ini di hadapanMu.

Andai bisa ku hapus jejak ini
dengan segala kerendahan kan ku lakukan
dengan langkah tertatih ku serahkan
badan ini seutuhnya.

Aku ingin pulang
saat maghrib mulai menjelang.

dinihari jelang sahur, agustus 28, 2010

PRINT AD

Add caption ...