Senin, 04 Januari 2010

B A L O N

Seorang bocah menangis
gagal menangkap matahari
yang dikiranya balon mainan
pemberian ibu dalam mimpi
si anakpun terus menanti
barangkali balon bakal kembali
di garis edar bumi.

september awal 1987

E M B U N

Antara sedusedan dan kenangan
aku bentuk impian
dari malam ke lain malam meneteskan
kegaiban
ketika pagi ku buka jendela
masih ku lihat tetes embun terakhir
jatuh membasahi rumputan
disitu aku mengaca
bias mentari kian mempercantik
wajahnya, duh...

agustus 25, 1987

BARANGKALI

Ada yang menggeletar dalam ruangku
                     entah siapa
bayang-bayang memantul di kaca jendela
                     sepi semata
barangkali degup jantung yang mengetuk dinding kamar
atau barangkali sebuah derap langkah yang tak pernah
beringsut dari tempatnya, hingga gema yang menyembunyikan
suara dari sumbernya.
Ada niatku untuk menjenguk siapa yang mengantarkan
debar setiap kali ku masuki gerbang sepiku senantiasa
mengantarku ke alam sepi sunya ruri.

Barangkali itu suara langkahmu
dengan malu-malu menguakkan tirai pada malam-malam
panjang berkabut,
ingin ku berdiang bersama melewati waktu
dengan dingin dinding yang saling terpisah.

Barangkali itu suaraku
yang begitu kental dengan mimpi hingga tak ku kenal wajah
atau barangkali...
Ya.

agustus 15, 1987

J E J A K

Kita sempat bimbang sejenak menatap kuda
kuda berlari di atas gelombang
dengan kaki berjingkat menginjak pasir
mengambang engkau bertanya : " Kanda,
haruskah kita menyisir angin selamanya
hingga senja mengatupkan nafasnya ?
Atau kita biarkan daun palma mengering
tanpa kita sempat merabukannya ?
Sementara kita melangkah kian jauh
dengan rambut basah, kita terus dibayangi
sangsi untuk menghapus setiap jejak.
Atau sebaiknya kita akhiri perjalanan lantas
berpisah arah dengan beban jarak dalam genggaman ?".
Pertanyaan itu terus mengiang sementara kami
masih terus berjalanan berdampingan tanpa
tegur tanpa berbagis sapa
( jejak itu masih tampak olehku
  kian lama kian menjauh tanpa aku
  merasa kehilangan)

tahun keenam jelang tujuh, tahun perjalananku - juni tengah, 1987

A I R

I.
Aku hanyalah seorang pejalan melintas padang
kehausan
seandainya sendang itu fatamorgana
akan ku hirup bayangan yang memantul
dalam keburaman kaca-kaca
( dan jiwaku bersemayan di dalamnya ).

II.
Tak ada air dalam sendang, aku kehausan
sekian lama ngembara menyebrangi padang bayang
air dan fatamorgana sama wujudnya hingga
tiap langkah bagai tetesan embun mengayuh harap
nafaspun luruh jarak tak tersentuh
butir keringat jadi obat bagi lelah dahaga
( sementara mata air dalam dada
  memenuhi rongga kepalaku ).

III.
Kerinduan adalah cakrawala
dimana batasnya fatamorgana
kehausan padang pada mata
air di puncak dahaga
" nDog pengamun-amun"

Juni 87 - Jan 2010

P O T R E T

Ku temui jajar pohonan menaungi jauh
beranda rumahmu lindung daunan, gemerisik
jemari bermain, meraba hulu kerisku kembangsetanggi
pertama Adam meniupkan suruknya di kelindungan taman
(wajah arif Bapaku mengintip dari balik jubahnya)
lautpun mengepak berputaran diatas rambutmu
                      samar gambaran
     Taman Eden menjelma bayang-bayang
aku kian jauh mengelana menempuh badai
gelombang tubuhmu yang membara membuatku terpesona
pada buih yang memerak di cakrawala
pada bias surya yang muncul seusai badai reda
pada kediaman hati yang saling bicara
barangkali yha,
lautpun membutuhkan gelombang di kedalaman diamnya
membutuhkan karang agar buih senantiasa terkembang
membutuhkan pantai bagi lidah-lidah nakal yang berkejaran
kerna laut bukanlah laut jika tak berbuih gelombang
dan aku,
bukanlah chochro tanpa bara dalam sekamnya.

juni 1, 1986

R E L U N G

Gugur bukanlah kekalahan melainkan kemenangan
yang terselesaikan sebelum saat(nya)
dan peluh darah yang tlah tertanamkan tumbuh
berkembang seirama denting pedang
bukan kemenangan yang mampu menghentikan pertempuran
kerna jantung(nya) koyak darah berserak
ketakberdayaan tlah dipaksa-kuasakan oleh kehendak
darahpun terus mengalir lewat nadi
                         mengalir lewat luka
                                 sama pedihnya
                 terbuka mata dalam buta
                 tertutup mata dalam jaga
bagi kemenangan Kristus bukan kerna Raja
melainkan kerna salib
di pundaknya.

mei 30, 1987

A R A H

I.
Aku harus memulai hidup dalam keberaturan
dari awal langkah yang menentukan
kerna bagaimanapun tujuan hanya bisa
ditempuh dengan jalan
betapapun berat untuk dilaksanakan
tapi kesadaran akan meringankan beban
dan jarakpun kian dekat dari jangkauan.

II.
Segalanya tlah dimulai
entah kapan kan sampai
tangan menggapai
Tuhan
beri aku pegangan
dalam meniti jalan.

III.
Beri aku sesuatu
sebelum terhenti langkahku.

Mei 10, 1987

G E T A R

Betapa sukar gerak dan diam dibedakan
kerna keterbatasan mata dan kata
manusia berdiri di luar jangauannya
hingga aku senantiasa dilanda tanya
tentang getar dan suara
haruskah aku menggetarkan suara
atau menyuarakan getar
di tiap langkahku ?.

mei 1, 1987

PRINT AD

Add caption ...