Aku senantiasa kembali, menatap langit bertepi bumi
disini, Adam pernah merajut rusuknya dengan buih
pucuk gelombang menghempas cakrawala, O
Bethara Surya - betapa nakalnya
Kunti Talibrata terpanggang diatas bara
telinganya - seorang bocah bermain membentuk gua
( gelombang datang menyurukkan pasir
lidah buih Bathara Surya meniti tepian kainnya
tersingkap angin merona wajahnya )
Yha, jiwaku kanak-kanak
jiwa Kunthi bermain ayunan
tangan ombak menghempas
karang batuan.
Aku kembali berdiri, sendiri menatap langit-langit bumi
dimana terkubur benih kenakalanku. O, perihnya dahaga
ku teguk ludah dari wangi mulut penuh aroma
mengaburkan pandang kesadaranku.
Aku berdiri sendiri kini, bercermin bumi
yang senantiasa aku injak dengan kepala tengadah.
april 22, 1987
Inilah wujud kegagalan yang aku raih, kegagalan yang senantiasa akan aku ikuti dengan kegagalan berikutnya
Kamis, 24 Desember 2009
T A H U N
Suara jiwa yang mengalun dahaga
rinduku pada kembang - sedap malam
ku tanam setangkai dua di kegelapan
kertas-kertas, daun bayangan matahari
kian tergelincir menyemburat warna jingga
membias wajah
wajahku
wajah kita
rona senja mencium kening cakrawala senantiasa
merekah pagi terik siangnya lantas sembunyi
kegaiban
kearifan
usia terus berjalan melewati malam.
maret 31, 1987
rinduku pada kembang - sedap malam
ku tanam setangkai dua di kegelapan
kertas-kertas, daun bayangan matahari
kian tergelincir menyemburat warna jingga
membias wajah
wajahku
wajah kita
rona senja mencium kening cakrawala senantiasa
merekah pagi terik siangnya lantas sembunyi
kegaiban
kearifan
usia terus berjalan melewati malam.
maret 31, 1987
Langganan:
Postingan (Atom)
-
PRAKATA Pada awal-mulanya, artinya ketika manusia masih utuh, belum terpecah-pecah dalam watak dan karyanya, maka fungsi seorang agamawan,...
-
: kepada sahabatku keprihatinan ini saya buat Ada tirai membagi jarak bagai kabut yang mengenda...