Kamis, 21 Oktober 2010

HARIBAAN

Ada yang hilang dalam ruangku
setelah melewati limabelas musim kebersamaan
engkau pergi memenuhi panggilan
bagai pohon tercerabut hingga akar
meninggalkan kami dalam kesenduan
meninggalkan malam-malam berkabut
hembusan angin tlah menidurkanmu
dalam keabadian
dalam pangkuan Sang Pengasih
yang senantiasa menyayangi umatNya.

Yha putraku
perpisahan ini tlah menyatukan kami
betapa sangat berarti kamu dalam kehidupan kami
aku relakan kepergianmu menuju kedamaian
haribaan.

Selamat jalan.
selamat jalan
doaku menerangi jalanmu.

Oktober 21 tengah hari 2010

SURAT DALAM KABUT

                                          : kepada sahabatku keprihatinan ini saya buat

Ada tirai membagi jarak
bagai kabut yang mengendap dalam ruang dan waktu
jenguk dan berbagilah saat senja basah gerimis
kerna di ruang itu gigil rindu tersekat
oleh hembusan angin yang tak lagi mengusap
ia lewat begitu saja melintas wuwungan
tanpa saling menyapa.

( mereka hanya saling berharap
  dengan saling berpijak pada bumi sendiri
  tanpa upaya melangkahkan kaki
  merasakan indahnya berbagi )


Kenapa harus sembunyi di balik karang
laut menggelombang di pucuk-pucuk ombak
mengeluskan kegelisahan di pasir tepian
lantas tercipta buih di puncak kemesraan
menyurut perlahan
menyisakan riak-riak kecil
menyusur kedamaian.

( Bulan bulat di cakrawala
  lembut mencium kening samudra
  bias sinarnya menembus kelam malam
  temaram)

Hujan turun jelang pagi
mereka memeluk dinginnya sepi
menghembuskan keangkuhan seorang bocah
berebut mainan.

Oktober 21, dinihari 2010

PRINT AD

Add caption ...