: catatan ultah Kharisma Sari
Datanglah matahari
bagi pagiku yang datang pergi
smoga senantiasa menyinari
dalam balut kehangatan
dan sejuknya embun dini hari.
Datanglah matahari
bagi pagiku yang datang pergi
smoga senantiasa menyinari
dalam balut kehangatan
dan sejuknya embun dini hari.
Tlah lewat matahari sepenggalah
aku harus mulai berbenah bagi pagiku yang hampir ke tengah
merenda harap dan kenangan dalam satu ikatan
untuk bekal melangkah jauh ke depan.
aku harus mulai berbenah bagi pagiku yang hampir ke tengah
merenda harap dan kenangan dalam satu ikatan
untuk bekal melangkah jauh ke depan.
Aku harus memulai
melewati parit-parit basah dan genangan
kerinduan pada bunga setangkai yang tertanam
dalam rumahku yang sarat kehangatan.
Langkahku jangan sampai terhenti
saat keharuan menyelimuti ruangku
ku genggam sebagai alasan kepergiaan
mengolah harapan yang lama tergantung
di sudut ruangan.
Usiaku tlah cukup untuk berdiri
walau tertatih langkahku harus mulai
agar aku tak terlena dalam peluk kencana
yang tumbuh di halaman rumaku.
Kini kususuri jalan matahari
teriknya menghangatkan nafasku
dan keringat yang mengalir adalah
wujud hasrat yang ku ukir.
desember 28, 20101