Senin, 27 Desember 2010

PENDOPO UNSTRAT

 Aku menatap nanar pendopo yang kini kian pudar
keriuhan sore hari dengan teriakan dan gerakan
kini tak ada lagi
lantaipun kusam kerna tak pernah terinjak kaki
lantas ku gores-goreskan jemari di pelataran
agar yang lewat melihat ada jejak kehidupan disini
agar membangunkan penghuninya dari mimpi
bahwa pendopo ini menyimpan cerita panjang
yang kini telah menjadi usang.

Kuteriakkan beberapa bait kata pada saudaraku
mari kita reruri pendopo ini yang pernah membesarkanku
membesarkanmu, membesarkan kita
dalam sebuah pergulatan yang tiada henti
tiang-tiang harus segera ditegakkan
dan berdiri dalam satu ikatan gunungan.

Ulurkan tanganmu saudaraku, bergandengan
menyatukan langkah dan arah anak panah
membidik matahati yang gelap tersembunyi di balik awan  karang
dan menutup jalan ke depan.

Saudaraku, yang engkau genggam hanyalah fatamorgana
panas udara dan kehausan mengaburkan pandang kesadaranmu
usap matamu dan tatap ke depan
jalan masih luas membentang dan tujuan masih jauh dari jangkauan.



jelang tahun baru 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PRINT AD

Add caption ...