" Aku kawulo lelananging nDonya
munggah samudra mbukak lawang kencono
ngudi kanugrahaning jawata mlebu kraton
Giri Kumolo
ambedah swarganing Dewi Pertimah
lepasing panah tumiba ing lemah
saka lemah anggegaru sawah
Rohku manjing sajroning Rah
Rah - Rah - Rah
samudra kawah sukmaku tinadah
jabang bayiku dumadi
jabang bayiku cinandi
dadi dadi saka kersaning Gusti Allah"
Dalam kelelapan suara mantra yang bening
tangan-tangan kecil menyeretku kedalam suasana asing
sambil meniupkan nafasnya ke wajahku
" Wahai lelaki perkasa yang mampu menjinakkan
badai dan prahara, akulah buah keperkasaanmu
muncul dari buih ciptaanmu saat pelangi turun
dari ufuk senja menghirup nafas surga
ku dambakan sebuah pelukan dari tanganmu yang dulu
ku kenal begitu kokoh menghempas-hempas
karang batuan"
Ach, ternyata aku belum siap menjadi lelaki yang mampu
mengkais-kais pasir mencari jingking dan sisa kerang
pupuk bagi tanamanku yang terlanjur tumbuh dari
Rahim Maria
Bunda perawan dimana cintaku tersimpan.
Dan ternyata aku belumlah lelaki
yang mampu memadamkan prahara
yang senantiasa menggelora membuncahkan pandang
kesadaranku.
Kesadaran pada hidup dan riak keseharian
membuatku terus bertanya tentang susuh angin
jantung ngaurip
dimana letak ?
di pusat prahara ataukah atau dalam goa hening sapa
dimana segala kehangatan dan kesejukan berpusat
dimana segala tumbuhan runduk di hadapanNya
barangkali yha.
Dalam pengembaraanku yang berbekal hasrat sesekali
tersuruk mengikuti suara Durna yang aku kira
Guru Sejati
atau barangkali aku harus mengikut langkah Bhima serta tekad
tak sekeras baja langkahku senantiasa
mengikut suara gaib penuh pesona memanggil.
Akupun berendam dalam sendang sambil mendengarkan
nafas surga yang muncul dari mata airnya
sendang yang senantiasa membuatku dahaga
senantiasa membuatku ingin kembali
ke pangkuanNya.
Barangkali disini jiwa Maria bersemayan
tempat dimana rasa gaibku tersatukan lantas bersama-sama
menuju pangkuanNya
atau barangkali ini sebuah kurban bagi perjalananku
yang panjang dan melelahkan kerna kebosananku pada
langkah itu sendiri.
Inilah wujud kegagalan yang aku raih, kegagalan yang senantiasa akan aku ikuti dengan kegagalan berikutnya
Jumat, 04 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
PRAKATA Pada awal-mulanya, artinya ketika manusia masih utuh, belum terpecah-pecah dalam watak dan karyanya, maka fungsi seorang agamawan,...
-
: kepada sahabatku keprihatinan ini saya buat Ada tirai membagi jarak bagai kabut yang mengenda...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar