Minggu, 10 Januari 2010

GERIMIS TURUN MENJEMPUT MALAM

O, dahaga jiwaku
beri seteguk anggur darahmu agar mengalir
cinta
dari rahim kekasih
menuju muaraMu.

Entah berapa purnama meninggalkanmu
menyusuri lorong kota menghirup debu jalanan
membuatku bergairah lupa arah
gemerlap lampu dan gelimang tawa mengantarku
pada tanya
inikah yang ku cari
inikah yang membuatku berlari ?

Jalan-jalan kota penuh warna
aku terpesona lantas masuk kedalamnya
memanjati dinding cahaya dan remang gemintang
membuatku kian kehausan
tlah ku raih matahari dan ku genggam rembulan jiwaku
aku kelaparan
       aku kehausan
               aku meradang
                     ku hirup gedung
                            ku telan sampah
tapi dahaga  ini senantiasa memenuhi kepala.

Akupun kembali kepadamu dengan ragu
masihkah Engkau mau menerimaku ?

Hujan sore membuatku menggigil dihadapanMu
yang ku raih hanyalah gemerlap fatamorgana
aku merasa tak punya apa tuk ku persembahkan
ketika senja mulai turun mengatupkan matanya.

Dengan sendat ku tanyakan kepadaMu
masihkah kau mau menerimaku ?
(kau hanya tersenyum, tanpa sepatah kata)
diluar gerimis masih turun dan malam
kian rapat menyelimuti kegelapan.

dalam gerimis januari 3, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PRINT AD

Add caption ...