Ku lihat gerimis di matamu
saat kau merenda kenangan
di beranda rumahku.
Matakupun berkabut
menorehkan jarum di sepanjang langkah
kepergianmu.
Jalan-jalanpun terasa asing
ada yang hilang di separo usiaku
barangkali luka ini terlampau manis
tuk dinikmati di usia senja.
Selamat malam adikku,
walau badan penuh luka kita senantiasa
mengelusnya seakan esok
bakal tampil purnama dari nyanyi luka.
Saat anak-anak tertidur dengan mimpi
kitapun asyik merajut sepi.
April 12, 2010
Inilah wujud kegagalan yang aku raih, kegagalan yang senantiasa akan aku ikuti dengan kegagalan berikutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar