Aku berdiri di atas panggung menonton
wanita yang aku cintai berdialog tentang diriku
di belakangnya, seorang wanita dengan menara gadingnya
ponggah menggapai-gapaikan tangannya ke angkasa
sungguh,
ini sebuah pertunjukan yang barangkali
mampu menina-bobokkan diriku ke dalam mimpi
dengan belati mencuat di punggungku.
Aku tidak beranjak dari tempatku berdiri
di atas panggung yang menawarkan berjuta fantasi
segalanya memang bisa terjadi dan mungkin, sebenarnyalah
aku rindukan sebuah tikaman langsung menghunjam ulu hati
tapi tidak di atas panggung seperti ini
aku tak ingin membela diri betapapun pedihnya
darah membasahi tubuh sendiri.
Akupun terus berdiri menanti pertunjukan usai dan pemain
kembali memerankan dirinya dengan sarang laba-laba
membentang di belakangnya
akupun menggelar layar baru bagi sebuah babak yang
belum terselesaikan
inilah panggung sebenarnya bagi kita
membuka-buka sejarah lama hingga terdampar dalam bejana
menelanjangi kita
kenapa kita merasa asing dengan diri kita sementara
kita mampu berperan sebagai orang lain sedemikian baiknya
kenapa kita harus menina-bobokkan di singasana
sambil diam-diam memasang jerat di lehernya ?.
Ach adikku
janganlah terikat oleh cerita yang pernah kita buat
ketika masa remaja kita belumlah bulat
tinggalkan panggung ini dan berbuatlah sesuatu
barangkali ada sebuah negeri yang mampu mendamaikan
meneduhkan dari badai terik matahari
sementara biarlah aku tetap disini merenda keyakinan
yang kian lama kian tebal menyelimuti hari-hariku.
Aku masih terus berdiri, walau pertunjukan tlah lama berhenti
di depan cermin diri terasa begitu nikmat
sambil menikam-nikamkan belati ke jantung sendiri
ku persembahkan kepadamu
secarik kertas yang koyak-moyak bertuliskan darah
mengucur dari lambung kristus
barangkali ini jalan terbaik untuk mengakhiri perjalananku
begitu bukan adikku ?
Subuh, jelang 15 juli 1988
Inilah wujud kegagalan yang aku raih, kegagalan yang senantiasa akan aku ikuti dengan kegagalan berikutnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
PRAKATA Pada awal-mulanya, artinya ketika manusia masih utuh, belum terpecah-pecah dalam watak dan karyanya, maka fungsi seorang agamawan,...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar