Rabu, 09 Desember 2009

CAGAR ALAM

Jakarta bukanlah tempat memanja adikku,
melainkan pikir
dan pikir senantiasa menyentuh permukaan sedangkan rasa
ada di kedalaman
laut senantiasa berombak beriak di permukaan
tenang diam di kedalaman abadi senantiasa
walau badai mengguncang
dan akulah penghuni kedalaman yang setia
merengkaki relung karang jengkal bebatuan
dasar samudra
tak setiap orang berani memasukinya.

Jakarta adikku,
airnya begitu beriak menampar-nampar wajahku
alam pikir penuh akal menyelimuti waktu
yang tiap detaknya saling memburu
aku ingin tegak dalam diamku
tiap bidikan senantiasa mencari kelengahan
dan rambutku yang panjang menggeriap
di hembus badai segala penjuru.

Jakarta adikku,
adalah cagar alam bagi satwa
aku ada disana tapi tak bisa
masuk kedalamnya.

desember 7, 1985

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PRINT AD

Add caption ...