Rabu, 09 Desember 2009

TEPIAN

Kamar, dimana pintu-pintunya tertutup rapat
aku terbaring diam memeluk awan yang menggumpal
dalam dada
disini, kenangan begitu deras mengalir dalam darahku
bagai gemuruh ombak membentur karang tegar di tepian
keyakinan pernah kami pahatkan pada dinding bisu
ketika angin mendedas pertahanan kamipun runtuh
menerbangkan angan kami melewati batas negeri
dimana pantai-pantai menghempaskan kami
dalam kedamaian tiada tepi
sebuah kebersamaan telah kami arungi disini
hingga kami merasa tak terpisahkan menapaki waktu.

Kini aku sendiri menyisir pantai melabuhkan sepi
segalanya telah berakhir disini
tinggal kenangan dan kerinduan terukir di pasir
tepian.

parangtritis jelang ultah, 1988

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PRINT AD

Add caption ...