Rabu, 14 Oktober 2009

AJAL

I

Bayang-bayang
mengendap lalu menyelinap dalam gelisah
nafas gemetar dalam ruh
Aku memberontak
        pada Sang Nasib mempertanyakan usia
        pada Sang Maut yang menyambut pesta
        pada penderitaan Sang Kelahiran
        Sang Kematian.
Ingin kusempurnakan jalan yang pernah
tercatat dan terlewat
Ingin kuhapuskan perjanjian lalu mengumandangkan
pembebasan dalam
Ruh.
      : Bayang-bayang gemetar dalam doa
        penghabisan.

II
Jerit panjang
nelontarkanku ke awang-awang ke tanah sebrang
jalan panjang tanpa siang tangpa malam, waktu
kehilangan pedoman
sosok diam sosok menggelepar wajahku
penuh warna.

langit-langit tempat berteduh lantai-lantai
alas berpijak, dinding batas usia
ingin ku tinggalkan dengan penuh
kesadaran
wajah-wajah luka ingin ku hapuskan dengan
penuh kesabaran.

Bayang-bayang mengendap
Bayang-bayang menyelinap Sang Aku
menghadap.


1982

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PRINT AD

Add caption ...