PENYALIBAN
I
Ternyata aku selama ini keliru menatapMU
sesosok senyum di kayu penyaliban dengan darah
mengalirkan ketulusan
cinta kasih
sampai kemana ?
ada rasa nyeri tersimpan luka, di lambung
penderitaan
tombak dendam
duri mahkota
( Engkau tak juga rela melepas kepergian )
Ada sedikit rasa sesal meluncur dari sudut
bibirmu yang penuh oleh senyum
kerna usia terlampau cepat terenggutkan
sementara tanaman belum selesai tumbuh, dan akar
belum kuat mencengkeram tanah.
Engkau keburu pergi, dan
Aku harus mencari.
II
Pintu-pintu kotamu tlah sepi dari pesta hari
ketiga kepergianMU menyempurnakan cinta
benih-benih tlah tumbuh dan mata
tlah terbuka menyambut derita.
Jalanan yang pernah kau lewati, orang-orang
berbaris sambil mengumandangkan lagu
Damai di Bumi
Damai di Hati
Kasih meliput sanubari
berkumandang ke seluruh pelosok negeri.
Mereka berarak berkeliling mewartakan
pekabaran tanah terjanji
Kristus meminum darah
kesucian
memakan tubuh
kedamaian
meniti jalan
keselamatan
: Tombak darah mahkota duri
kuda duniawi dihapusnya
di kayu penyaliban
.
Orang-orang mulai ramai menyalibkan cinta
di pintu-pintu mereka.
1982
Inilah wujud kegagalan yang aku raih, kegagalan yang senantiasa akan aku ikuti dengan kegagalan berikutnya
Rabu, 14 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
PRAKATA Pada awal-mulanya, artinya ketika manusia masih utuh, belum terpecah-pecah dalam watak dan karyanya, maka fungsi seorang agamawan,...
-
: kepada sahabatku keprihatinan ini saya buat Ada tirai membagi jarak bagai kabut yang mengenda...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar