Jumat, 18 Desember 2009

D A U N

Pagi yang menetes dalam ruangku bagai bebayang
memantul di jendela
biasnya terasa buram menggarut kaca
desir angin menggoyangkan daun cemara
berderai jauh – erat menggenggam
tetes-tetes air membentuk kubangan.

Selembar daun luruh
melayang pelan mengucap pamitan
dan getah yang menetes dari dahan
begitu pekat dengan kenangan
sebuah keharuan menyelinap dalam kebersamaan
bukan sekedar pertemuan perpisahan
ia melekat di dahan walau daun
tak lagi berpegangan.

januari 8, 1987

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PRINT AD

Add caption ...