Pagi yang menetes dalam ruangku bagai bebayang
memantul di jendela
biasnya terasa buram menggarut kaca
desir angin menggoyangkan daun cemara
berderai jauh – erat menggenggam
tetes-tetes air membentuk kubangan.
Selembar daun luruh
melayang pelan mengucap pamitan
dan getah yang menetes dari dahan
begitu pekat dengan kenangan
sebuah keharuan menyelinap dalam kebersamaan
bukan sekedar pertemuan perpisahan
ia melekat di dahan walau daun
tak lagi berpegangan.
januari 8, 1987
Inilah wujud kegagalan yang aku raih, kegagalan yang senantiasa akan aku ikuti dengan kegagalan berikutnya
Jumat, 18 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
PRAKATA Pada awal-mulanya, artinya ketika manusia masih utuh, belum terpecah-pecah dalam watak dan karyanya, maka fungsi seorang agamawan,...
-
: kepada sahabatku keprihatinan ini saya buat Ada tirai membagi jarak bagai kabut yang mengenda...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar