DENGAN MATA REDUP KITA MENGUCAP
SELAMAT TINGGAL
Dengan mata redup kita mengucap selamat tinggal
embun mulai turun, basah - tertahan di daunan
amboi - betapa cantiknya bunga mengurai kelopaknya
mengurai kediamanmu yang selama ini terjaga
dasar samudra menyimpan resia.
Ach, seandainya ku tahu dari mula
ku hembuskan nafasku menggemerlap mimpi
memetik sekuntum bintang dari nyanyi matahari
membidikkan jantung ke pusat hati
pusat segala hidup dan mati. Betapa sepi.
Ketika mata hampir terpejam, ku genggam tanganmu
dalam kebersamaan mengarungi malam gelombang tubuhmu
mengoyak sepi mengoyak kegelapan mimpi
( dan purnama tampil di wajahmu ketika tanganku
menusuk pusat rahimmu )
Ach, seandainya ku tahu dari dulu
betapa ramah tubuhmu mengendapkan kantuk dahagaku
menghembuskan kemesraan di kuduk malam
( saat itu terasa betapa nikmatnya pamitan
dengan membawa sisa kegelisahan ).
1985
SELAMAT TINGGAL
Dengan mata redup kita mengucap selamat tinggal
embun mulai turun, basah - tertahan di daunan
amboi - betapa cantiknya bunga mengurai kelopaknya
mengurai kediamanmu yang selama ini terjaga
dasar samudra menyimpan resia.
Ach, seandainya ku tahu dari mula
ku hembuskan nafasku menggemerlap mimpi
memetik sekuntum bintang dari nyanyi matahari
membidikkan jantung ke pusat hati
pusat segala hidup dan mati. Betapa sepi.
Ketika mata hampir terpejam, ku genggam tanganmu
dalam kebersamaan mengarungi malam gelombang tubuhmu
mengoyak sepi mengoyak kegelapan mimpi
( dan purnama tampil di wajahmu ketika tanganku
menusuk pusat rahimmu )
Ach, seandainya ku tahu dari dulu
betapa ramah tubuhmu mengendapkan kantuk dahagaku
menghembuskan kemesraan di kuduk malam
( saat itu terasa betapa nikmatnya pamitan
dengan membawa sisa kegelisahan ).
1985
Tidak ada komentar:
Posting Komentar