Kamis, 15 Oktober 2009

MELAWAT SEPI

Ketika aku bersimpuh mencium kakiMu
memanggilMu dengan sejuta Dzikir
sepanjang hari memenuhi bumi, Engkau
tak juga hadir menemuiku.

Dalam Khusuk sujudku yang pasrah
menghitung waktu yang senantiasa bertambah
menekuni namaMu merenungi kuasaMu. Purba

Ketika anggur membasahi keningku
ketika tersentuh altar kudusMu
betapa asing bau tubuhMu terdengar
dalam sanubari yang rawan.

Lantas ku bakar segenggam kemenyan dengan nasi
tujuh warna bunga tujuh sumber air
mengaliri kehidupan
lewat sebait mantra kekidungan yang nglangut
menyebrangi samudra wening tak tersapa.

Reguk, reguklah darah yang habis gairah
menyinggahi setiap batu setiap nisan mantra
sabda
hanya gelisah dan resah yang ku temu dalam singgah.

Dentang itu kembali berulang
saat aku tak ingin apa tak punya apa
menggemakan keasingan yang tak ku temu
dalam mencari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PRINT AD

Add caption ...