KIDUNG SAJRONING WENGI
I
Wahai kekasih, tanggalkan jejakmu
dalam kesuraman senja kuletakkan lilin
di atas meja antik. Cantik
serangkaian melati disisi bayang-bayang
tirai tersingkap, di luar
gelap.
: Tak ada tanda-tanda kau akan hadir
menjamu luka
Wahai kekasih, tengoklah kedalam
sepi
menyambut malam.
: gerimis mulai turun di pekarangan.
I
Wahai kekasih, tanggalkan jejakmu
dalam kesuraman senja kuletakkan lilin
di atas meja antik. Cantik
serangkaian melati disisi bayang-bayang
tirai tersingkap, di luar
gelap.
: Tak ada tanda-tanda kau akan hadir
menjamu luka
Wahai kekasih, tengoklah kedalam
sepi
menyambut malam.
: gerimis mulai turun di pekarangan.
II
Kemarin teras dan beranda sepi
kau tawarkan mimpi lewat jendela
terbuka
( suara-suara di kegelapan
cakrawala kehidupan di kegelapan
angin dingin di kegelapan
lewat menyapa )
Duka, masa remaja
tawarkan padaku cerita
buah pohon di pekarangan
: Ku petik satu buah pohonmu ku tawarkan
buah pohonku kepadamu lalu
dengan sembunyi-sembunyi kita
mencicipinya.
( suara-suara ombak di kejauhan
suara angin mampir di wuwungan
suara malam membawa keheningan
membisik
membelai
lalu meredakannya )
Kesegaranpun menyemaraki pertemuan, kita
ingin mengulangnya.
1984
Kemarin teras dan beranda sepi
kau tawarkan mimpi lewat jendela
terbuka
( suara-suara di kegelapan
cakrawala kehidupan di kegelapan
angin dingin di kegelapan
lewat menyapa )
Duka, masa remaja
tawarkan padaku cerita
buah pohon di pekarangan
: Ku petik satu buah pohonmu ku tawarkan
buah pohonku kepadamu lalu
dengan sembunyi-sembunyi kita
mencicipinya.
( suara-suara ombak di kejauhan
suara angin mampir di wuwungan
suara malam membawa keheningan
membisik
membelai
lalu meredakannya )
Kesegaranpun menyemaraki pertemuan, kita
ingin mengulangnya.
1984
Tidak ada komentar:
Posting Komentar